"Menambah sahabat...moga persahabatan menambah manfaat yang berpanjangan..menguatkan tali ukhuwah walaupun tidak seagama...siapapun anda..saya cuba menjadi sahabat yang baik...moga melalui ini kita mampu saling menghormati sesama kaum baik lelaki atau wanita, baik islam atau bukan islam, apa pun latar belakang hidup anda...kita sama - sama penghuni dunia....saya punya kekurangan anda punya kelebihan...perkongsian ilmu moga sama2 berada di landasan yang benar"
Islamic Widget
Sabtu, 24 Disember 2011
AYAT KURSI MENJELANG TIDUR
"Akan aku adukan kamu kepada Rasulullah S.A.W," gertak Abu Hurairah.
Bukan main takutnya pencuri itu mendengar ancaman Abu Hurairah, hingga kemudian ia pun merengek-rengek : "Saya ini orang miskin, keluarga tanggungan saya banyak, sementara saya sangat memerlukan makanan."
Maka pencuri itu pun dilepaskan. Bukankah zakat itu pada akhirnya akan diberikan kepada fakir miskin ? Hanya saja, cara memang keliru. Mestinya jangan keliru.
Keesokan harinya, Abu Hurairah melaporkan kepada Rasulullah S.A.W. Maka bertanyalah beliau : "Apa yang dilakukan kepada tawananmu semalam, ya Abu Hurairah?"
Ia mengeluh, "Ya Rasulullah, bahawa ia orang miskin, keluarganya banyak dan sangat memerlukan makanan," jawab Abu Hurairah. Lalu diterangkan pula olehnya, bahawa ia kasihan kepada pencuri itu,, lalu dilepaskannya.
"Bohong dia," kata Nabi : "Pada hala nanti malam ia akan datang lagi."
Kerana Rasulullah S.A.W berkata begitu, maka penjagaannya diperketat, dan kewaspadaan pun ditingkatkan.Dan, benar juga, pencuri itu kembali lagi, lalu mengambil makanan seperti kelmarin. Dan kali ini ia pun tertangkap.
"Akan aku adukan kamu kepada Rasulullah S.A.W," ancam Abu Hurairah, sama seperti kelmarin. Dan pencuri itu pun sekali lagi meminta ampun : "Saya orang miskin, keluarga saya banyak. Saya berjanji esok tidak akan kembali lagi."
Kasihan juga rupanya Abu Hurairah mendengar keluhan orang itu, dan kali ini pun ia kembali dilepaskan. Pada paginya, kejadian itu dilaporkan kepada Rasulullah S.A.W, dan beliau pun bertanya seperti kelmarin. Dan setelah mendapat jawapan yang sama, sekali lagi Rasulullah menegaskan : "Pencuri itu bohong, dan nanti malam ia akan kembali lagi."
Malam itu Abu Hurairah berjaga-jaga dengan kewaspadaan dan kepintaran penuh. Mata, telinga dan perasaannya dipasang baik-baik. Diperhatikannya dengan teliti setiap gerak-geri disekelilingnya sudah dua kali ia dibohongi oleh pencuri. Jika pencuri itu benar-benar datang seperti diperkatakan oleh Rasulullah dan ia berhasil menangkapnya, ia telah bertekad tidak akan melepaskannya sekali lagi. Hatinya sudah tidak sabar lagi menunggu-nunggu datangnya pencuri jahanam itu. Ia kesal. Kenapa pencuri kelmarin itu dilepaskan begitu sahaja sebelum diseret ke hadapan Rasulullah S.A.W ? Kenapa mahu saja ia ditipu olehnya ? "Awas!" katanya dalam hati. "Kali ini tidak akan kuberikan ampun."
Malam semakin larut, jalanan sudah sepi, ketika tiba-tiba muncul sesosok bayangan yang datang menghampiri longgokan makanan yang dia jaga. "Nah, benar juga, ia datang lagi," katanya dalam hati. Dan tidak lama kemudian pencuri itu telah bertekuk lutut di hadapannya dengan wajah ketakutan. Diperhatikannya benar-benar wajah pencuri itu. Ada semacam kepura-puraan pada gerak-gerinya.
"Kali ini kau pastinya kuadukan kepada Rasulullah. Sudah dua kali kau berjanji tidak akan datang lagi ke mari, tapi ternyata kau kembali juga. Lepaskan saya," pencuri itu memohon. Tapi, dari tangan Abu Hurairah yang menggenggam erat-erat dapat difahami, bahawa kali ini ia tidak akan dilepaskan lagi. Maka dengan rasa putus asa ahirnya pencuri itu berkata : "Lepaskan saya, akan saya ajari tuan beberapa kalimat yang sangat berguna."
"Kalimat-kalimat apakah itu?" Tanya Abu Hurairah dengan rasa ingin tahu. "Bila tuan hendak tidur, bacalah ayat Kursi : Allaahu laa Ilaaha illaa Huwal-Hayyul Qayyuuumu….. Dan seterusnya sampai akhir ayat. Maka tuan akan selalu dipelihara oleh Allah, dan tidak akan ada syaitan yang berani mendekati tuan sampai pagi."
Maka pencuri itu pun dilepaskan oleh Abu Hurairah. Agaknya naluri keilmuannya lebih menguasai jiwanya sebagai penjaga gudang.
Dan keesokan harinya, ia kembali menghadap Rasulullah S.A.W untuk melaporkan pengalamannya yang luar biasa tadi malam. Ada seorang pencuri yang mengajarinya kegunaan ayat Kursi.
"Apa yang dilakukan oleh tawananmu semalam?" tanya Rasul sebelum Abu Hurairah sempat menceritakan segalanya.
"Ia mengajariku beberapa kalimat yang katanya sangat berguna, lalu ia saya lepaskan," jawab Abu Hurairah.
"Kalimat apakah itu?" tanya Nabi.
Katanya : "Kalau kamu tidur, bacalah ayat Kursi : Allaahu laa Ilaaha illaa Huwal-Hayyul Qayyuuumu….. Dan seterusnya sampai akhir ayat. Dan ia katakan pula : "Jika engkau membaca itu, maka engkau akan selalu dijaga oleh Allah, dan tidak akan didekati syaitan hingga pagi hari."
Menanggapi cerita Abu Hurairah, Nabi S.A.W berkata, "Pencuri itu telah berkata benar, sekalipun sebenarnya ia tetap pendusta." Kemudian Nabi S.A.W bertanya pula : "Tahukah kamu, siapa sebenarnya pencuri yang ertemu denganmu tiap malam itu?"
"Entahlah." Jawab Abu Hurairah.
"Itulah syaitan."
KISAH NABI ADAM A.S
Kekhuatiran Para Malaikat.
Para malaikat ketika diberitahukan oleh Allah s.w.t. akan kehendak-Nya menciptakan makhluk lain itu,mereka khuatir kalau-kalau kehendak Allah menciptakan makhluk yang lain itu,disebabkan kecuaian atau kelalaian mereka dalam ibadah dan menjalankan tugas atau karena pelanggaran yang mereka lakukan tanpa disadari.Berkata mereka kepada Allah s.w.t.:"Wahai Tuhan kami!Buat apa Tuhan menciptakan makhluk lain selain kami,padahal kami selalu bertasbih, bertahmid, melakukan ibadah dan mengagungkan nama-Mu tanpa henti-hentinya, sedang makhluk yang Tuhan akan ciptakan dan turunkan ke bumi itu, nescaya akan bertengkar satu dengan lain, akan saling bunuh-membunuh berebutan menguasai kekayaan alam yang terlihat diatasnya dan terpendam di dalamnya,sehingga akan terjadilah kerusakan dan kehancuran di atas bumi yang Tuhan ciptakan itu."
Allah berfirman, menghilangkan kekhuatiran para malaikat itu: "Aku mengetahui apa yang kamu tidak ketahui dan Aku sendirilah yang mengetahui hikmat penguasaan Bani Adam atas bumi-Ku.Bila Aku telah menciptakannya dan meniupkan roh kepada nya,bersujudlah kamu di hadapan makhluk baru itu sebagai penghormatan dan bukan sebagai sujud ibadah,karena Allah s.w.t. melarang hamba-Nya beribadah kepada sesama makhluk-Nya."
Kemudian diciptakanlah Adam oleh Allah s.w.t.dari segumpal tanah liat,kering dan lumpur hitam yang berbentuk.Setelah disempurnakan bentuknya ditiupkanlah roh ciptaan Tuhan ke dalamnya dan berdirilah ia tegak menjadi manusia yang sempurna.
Iblis Membangkang.
Iblis membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah seperti para malaikat yang lain,yang segera bersujud di hadapan Adam sebagai penghormatan bagi makhluk Allah yang akan diberi amanat menguasai bumi dengan segala apa yang hidup dan tumbuh di atasnya serta yang terpendam di dalamnya.Iblis merasa dirinya lebih mulia,lebih utama dan lebih agung dari Adam,karena ia diciptakan dari unsur api,sedang Adam dari tanah dan lumpur.Kebanggaannya dengan asal usulnya menjadikan ia sombong dan merasa rendah untuk bersujud menghormati Adam seperti para malaikat yang lain,walaupun diperintah oleh Allah. Tuhan bertanya kepada Iblis:"Apakah yang mencegahmu sujud menghormati sesuatu yang telah Aku ciptakan dengan tangan-Ku?" Iblis menjawab:"Aku adalah lebih mulia dan lebih unggul dari dia.Engkau ciptakan aku dari api dan menciptakannya dari lumpur." Kerana kesombongan,kecongkakan dan pembangkangannya melakukan sujud yang diperintahkan,maka Allah menghukum Iblis dengan mengusir dari syurga dan mengeluarkannya dari barisan malaikat dengan disertai kutukan dan laknat yang akan melekat pd.dirinya hingga hari kiamat.
Di samping itu ia dinyatakan sebagai penghuni neraka. Iblis dengan sombongnya menerima dengan baik hukuman Tuhan itu dan ia hanya mohon agar kepadanya diberi kesempatan untuk hidup kekal hingga hari kebangkitan kembali di hari kiamat.Allah meluluskan permohonannya dan ditangguhkanlah ia sampai hari kebangkitan,tidak berterima kasih dan bersyukur atas pemberian jaminan itu,bahkan sebaliknya ia mengancam akan menyesatkan Adam, sebagai sebab terusirnya dia dari syurga dan dikeluarkannya dari barisan malaikat,dan akan mendatangi anak-anak keturunannya dari segala sudut untuk memujuk mereka meninggalkan jalan yang lurus dan bersamanya menempuh jalan yang sesat,mengajak mereka melakukan maksiat dan hal-hal yang terlarang, menggoda mereka supaya melalaikan perintah-perintah agama dan mempengaruhi mereka agar tidak bersyukur dan beramal soleh.
Kemudian Allah berfirman kepada Iblis yang terkutuk itu: "Pergilah engkau bersama pengikut-pengikutmu yang semuanya akan menjadi isi neraka Jahanam dan bahan bakar neraka.Engkau tidak akan berdaya menyesatkan hamba-hamba-Ku yang telah beriman kepada Ku dengan sepenuh hatinya dan memiliki aqidah yang mantap yang tidak akan tergoyah oleh rayuanmu walaupun engkau menggunakan segala kepandaianmu menghasut dan memfitnah."
Pengetahuan Adam Tentang Nama-Nama Benda.
Allah hendak menghilangkan anggapan rendah para malaikat terhadap Adam dan menyakinkan mereka akan kebenaran hikmat-Nya menunjuk Adam sebagai penguasa bumi,maka diajarkanlah kepada Adam nama-nama benda yang berada di alam semesta,kemudian diperagakanlah benda-benda itu di depan para malaikat seraya:
"Cubalah sebutkan bagi-Ku nama benda-benda itu,jika kamu benar merasa lebih mengetahui dan lebih mengerti dari Adam."
Para malaikat tidak berdaya memenuhi tentangan Allah untuk menyebut nama-nama benda yang berada di depan mereka.Mereka mengakui ketidak-sanggupan mereka dengan berkata:
"Maha Agung Engkau! Sesungguhnya kami tidak memiliki pengetahuan tentang sesuatu kecuali apa yang Tuhan ajakan kepada kami.Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana." Adam lalu diperintahkan oleh Allah untuk memberitahukan nama-nama itu kepada para malaikat dan setelah diberitahukan oleh Adam,berfirmanlah Allah kepada mereka:"Bukankah Aku telah katakan padamu bahawa Aku mengetahui rahsia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan."
Adam Menghuni Syurga.
Adam diberi tempat oleh Allah di syurga dan baginya diciptakanlah Hawa untuk mendampinginya dan menjadi teman hidupnya,menghilangkan rasa kesepiannya dan melengkapi keperluan fitrahnya untuk mengembangkan keturunan. Menurut cerita para ulamat Hawa diciptakan oleh Allah dari salah satu tulang rusuk Adam yang disebelah kiri diwaktu ia masih tidur sehingga ketika ia terjaga,ia melihat Hawa sudah berada di sampingnya.ia ditanya oleh malaikat:"Wahai Adam! Apa dan siapakah makhluk yang berada di sampingmu itu?" Berkatalah Adam:"Seorang perempuan."Sesuai dengan fitrah yang telah diilhamkan oleh Allah kepadanya."Siapa namanya?"tanya malaikat lagi.
"Hawa",jawab Adam."Untuk apa Tuhan menciptakan makhluk ini?",tanya malaikat lagi. Adam menjawab:"Untuk mendampingiku,memberi kebahagian bagiku dan mengisi keperluan hidupku sesuai dengan kehendak Allah." Allah berpesan kepada Adam:"Tinggallah engkau bersama isterimu di syurga,rasakanlah kenikmatan yang berlimpah-limpah didalamnya, rasailah dan makanlah buah-buahan yang lazat yang terdapat di dalamnya sepuas hatimu dan sekehendak nasfumu.Kamu tidak akan mengalami atau merasa lapar,dahaga ataupun letih selama kamu berada di dalamnya.Akan tetapi Aku ingatkan janganlah makan buah dari pohon ini yang akan menyebabkan kamu celaka dan termasuk orang-orang yang zalim.Ketahuilah bahawa Iblis itu adalah musuhmu dan musuh isterimu,ia akan berusaha membujuk kamu dan menyeret kamu keluar dari syurga sehingga hilanglah kebahagiaan yang kamu sedang nikmat ini."
Iblis Mulai Beraksi.
Sesuai dengan ancaman yang diucapkan ketika diusir oleh allah dari Syurga akibat pembangkangannya dan terdorong pula oleh rasa iri hati dan dengki terhadap Adam yang menjadi sebab sampai ia terkutuk dan terlaknat selama-lamanya tersingkir dari singgahsana kebesarannya.Iblis mulai menunjukkan rancangan penyesatannya kepada Adam dan Hawa yang sedang hidup berdua di syurga yang tenteram, damai dan bahagia.
Ia menyatakan kepada mereka bahawa ia adalah kawan mereka dan ingin memberi nasihat dan petunjuk untuk kebaikan dan mengekalkan kebahagiaan mereka.Segala cara dan kata-kata halus digunakan oleh Iblis untuk mendapatkan kepercayaan Adam dan Hawa bahawa ia betul-betul jujur dalam nasihat dan petunjuknya kepada mereka.Ia membisikan kepada mereka bahwa.larangan Tuhan kepada mereka memakan buah-buah yang ditunjuk itu adalah karena dengan memakan buah itu mereka akan menjelma menjadi malaikat dan akan hidup kekal.Diulang-ulangilah bujukannya dengan menunjukkan akan harumnya bau pohon yang dilarang indah bentuk buahnya dan lazat rasanya.Sehingga pada akhirnya termakanlah bujukan yang halus itu oleh Adam dan Hawa dan dilanggarlah larangan Tuhan.
Allah mencela perbuatan mereka itu dan berfirman yang bermaksud: "Tidakkah Aku mencegah kamu mendekati pohon itu dan memakan dari buahnya dan tidakkah Aku telah ingatkan kamu bahawa syaitan itu adalah musuhmu yang nyata." Adam dan Hawa mendengar firman Allah itu sedarlah ia bahawa mereka telah terlanggar perintah Allah dan bahawa mereka telah melakukan suatu kesalahan dan dosa besar.Seraya menyesal berkatalah mereka:"Wahai Tuhan kami! Kami telah menganiaya diri kami sendiri dan telah melanggar perintah-Mu karena terkena bujukan Iblis.Ampunilah dosa kami karena nescaya kami akan tergolong orang-orang yang rugi bila Engkau tidak mengampuni dan mengasihi kami."
Adam dan Hawa Diturunkan Ke Bumi.
Allah telah menerima taubat Adam dan Hawa serta mengampuni perbuatan pelanggaran yang mereka telah lakukan hal mana telah melegakan dada mereka dan menghilangkan rasa sedih akibat kelalaian peringatan Tuhan tentang Iblis sehingga terjerumus menjadi mangsa bujukan dan rayuannya yang manis namun berancun itu. Adam dan Hawa merasa tenteram kembali setelah menerima pengampunan Allah dan selanjutnya akan menjaga jangan sampai tertipu lagi oleh Iblis dan akan berusaha agar pelanggaran yang telah dilakukan dan menimbulkan murka dan teguran Tuhan itu menjadi pengajaran bagi mereka berdua untuk lebih berhati-hati menghadapi tipu daya dan bujukan Iblis yang terlaknat itu.
Harapan untuk tinggal terus di syurga yang telah pudar karena perbuatan pelanggaran perintah Allah,hidup kembali dalam hati dan fikiran Adam dan Hawa yang merasa kenikmatan dan kebahagiaan hidup mereka di syurga tidak akan terganggu oleh sesuatu dan bahawa redha Allah serta rahmatnya akan tetap melimpah di atas mereka untuk selama-lamanya.Akan tetapi Allah telah menentukan dalam takdir-Nya apa yang tidak terlintas dalam hati dan tidak terfikirkan oleh mereka.
Allah s.w.t.yang telah menentukan dalam takdir-nya bahawa bumi yang penuh dengan kekayaan untuk dikelolanya, akan dikuasai kepada manusia keturunan Adam memerintahkan Adam dan Hawa turun ke bumi sebagai benih pertama dari hamba-hambanya yang bernama manusia itu.Berfirmanlah Allah kepada mereka:"Turunlah kamu ke bumi sebagian daripada kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain kamu dapat tinggal tetap dan hidup disan sampai waktu yang telah ditentukan." Turunlah Adam dan Hawa ke bumi menghadapi cara hidup baru yang jauh berlainan dengan hidup di syurga yang pernah dialami dan yang tidak akan berulang kembali.
Mereka harus menempuh hidup di dunia yang fana ini dengan suka dan dukanya dan akan menurunkan umat manusia yang beraneka ragam sifat dan tabiatnya berbeda-beda warna kulit dan kecerdasan otaknya.Umat manusia yang akan berkelompok-kelompok menjadi suku-suku dan bangsa-bangsa di mana yang satu menjadi musuh yang lain saling bunuh-membunuh aniaya-menganianya dan tindas-menindas sehingga dari waktu ke waktu Allah mengutus nabi-nabi-Nya dan rasul-rasul-Nya memimpin hamba-hamba-Nya ke jalan yang lurus penuh damai kasih sayang di antara sesama manusia jalan yang menuju kepada redha-Nya dan kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat.
Kisah Adam dalam Al-Quran. Al_Quran menceritakan kisah Adam dalam beberapa surah di antaranya surah Al_Baqarah ayat 30 sehingga ayat 38 dan surah Al_A'raaf ayat 11 sehingga 25
Pengajaran Yang Terdapat Dari Kisah Adam.
Bahawasanya hikmah yang terkandung dalam perintah-perintah dan larangan-larangan Allah dan dalam apa yang diciptakannya kadangkala tidak atau belum dapat dicapai oelh otak manusia bahkan oleh makhluk-Nya yang terdekat sebagaimana telah dialami oleh para malaikat tatkala diberitahu bahawa Allah akan menciptakan manusia - keturunan Adam untuk menjadi khalifah-Nya di bumi sehingga mereka seakan-akan berkeberatan dan bertanya-tanya mengapa dan untuk apa Allah menciptakan jenis makhluk lain daripada mereka yang sudah patuh rajin beribadat, bertasbih, bertahmid dan mengagungkan nama-Nya.
Bahawasanya manusia walaupun ia telah dikurniakan kecergasan berfikir dan kekuatan fizikal dan mental ia tetap mempunyai beberapa kelemahan pada dirinya seperti sifat lalai, lupa dan khilaf.Hal mana telah terjadi pada diri Nabi Adam yang walaupun ia telah menjadi manusia yang sempurna dan dikurniakan kedudukan yang istimewa di syurga ia tetap tidak terhindar dari sifat-sifat manusia yang lemah itu.Ia telah lupa dan melalaikan peringatan Allah kepadanya tentang pohon terlarang dan tentang Iblis yang menjadi musuhnya dan musuh seluruh keturunannya, sehingga terperangkap ke dalam tipu daya dan terjadilah pelanggaran pertama yang dilakukan oleh manusia terhadap larangan Allah.
Bahawasanya seseorang yang telah terlanjur melakukan maksiat dan berbuat dosa tidaklah ia sepatutnya berputus asa dari rahmat dan ampunan Tuhan asalkan ia sedar akan kesalahannya dan bertaubat tidak akan melakukannya kembali.Rahmat allah dan maghfirah-Nya dpt mencakup segala dosa yang diperbuat oleh hamba-Nya kecuali syirik bagaimana pun besar dosa itu asalkan diikuti dengan kesedaran bertaubat dan pengakuan kesalahan. Sifat sombong dan congkak selalu membawa akibat kerugian dan kebinasaan.
Lihatlah Iblis yang turun dari singgahsananya dilucutkan kedudukannya sebagai seorang malaikat dan diusir oleh Allah dari syurga dengan disertai kutukan dan laknat yang akan melekat kepada dirinya hingga hari Kiamat karena kesombongannya dan kebanggaaannya dengan asal-usulnya sehingga ia menganggap dan memandang rendah kepada Nabi Adam dan menolak untuk sujud menghormatinya walaupun diperintahkan oleh Allah s.w.t.
KISAH SEORANG ANAK MEMBANGKANG PERINTAH AYAHNYA
Ketika Rasulullah S.A.W memanggil kaum Muslimin yang mampu berperang untuk terjun ke gelanggang perang Badar, terjadi dialog menarik antara Saad bin Khaitsamah dengan ayahnya yakni Khaitsamah. Dalam masa-masa itu panggilan seperti itu tidak terlalu menghairankan. Kaum Muslimin sudah tidak merasa asing bila dipanggil untuk membela agama Allah dan jihad fisabilillah.
Sebab itu Khaitsamah berkata kepada anaknya, "Wahai anakku, aku akan keluar untuk berperang dan kau tinggal di rumah menjaga wanita dan anak-anak." "Wahai ayahku, demi Allah janganlah berbuat seperti itu, kerana keinginanku untuk memerangi mereka lebih besar daripada keinginanmu.
Engkau telah berkepentingan untuk tinggal di rumah, maka izinkanlah aku keluar dan tinggallah engkau di sini, wahai ayahku." Khaitsamah marah dan berkata kepada anaknya, "Kau membangkang dan tidak mentaati perintahku." Saad menjawab, "Allah mewajibkan aku berjihad dan Rasulullah memanggilku untuk berangkat berperang. Sedangkan engkau meminta sesuatu yang lain padaku, sehingga bagaimana engkau rela melihat aku taat padamu tetapi aku menentang Allah dan Rasulullah." Maka Khaitsamah berkata, "Wahai anakku, apabila ada antara kita harus ada yang berangkat satu orang baik kau mahupun aku, maka dahulukan aku untuk berangkat." Saad menjawab, " Demi Allah wahai ayahku, kalau bukan masalah syurga, maka aku akan mendahulukanmu." Khaitsamah tidak rela kecuali melalui undian antara dia dan anaknya sehingga terasa lebih adil.
Hasil undian menunjukkan bahawa Saadlah yang harus turun ke medan perang. Dia pun turun ke medan Badar dan mati syahid. Setelah itu Khaitsamah berangkat menuju medan pertempuran. Tetapi Rasulullah tidak mengizinkannya. Hanya sahaja Rasulullah akhirnya mengizinkannya setelah Khaitsamah berkata sambil menangis, " Wahai Rasulullah, aku sekali terjun dalam perang Badar. Lantaran inginnya aku harus mengadakan undian dengan anakku. Tetapi itu dimenangkannya sehingga dia yang mendapat mati syahid.
Kelmarin aku bermimpi di mana di dalamnya anakku itu berkata kepadaku, "Engkau harus menemani kami di syurga, dan aku telah menerima janji Allah. Wahai Rasulullah, demi Allah aku rindu untuk menemaninya di syurga. Usiaku telah lanjut dan aku ingin berjumpa dengan Tuhanku." Setelah diizinkan Rasulullah, Khaitsamah bertempur hingga mati syahid dan berjumpa dengan anaknya di syurga.
Khamis, 22 Disember 2011
HAMBA YANG BANYAK CELANYA
Syeikh Abdurrahman AI-Muhazzab bercerita pula:
Sekali peristiwa ketika saya pergi untuk membeli-belah di pasar, saya melalui pasar hamba, dan saya terlihat di sana ada seorang saudagar yang sedang menawarkan seorang hamba, yang usianya masih keeil lagi, katanya berulang kali:
'Siapakah ingin membeli hamba yang banyak celanya ini?'
Kemudian diulangi lagi kata-kata itu berkali-kali. Sudah tentulah tidak ada orang yang mahu membelinya.
Saya lalu menghampiri saudagar itu seraya bertanya kepadanya: 'Apakah cela hamba ini?'
Saudagar itu tidak menjawab, tetapi disuruhnya saya sendiri menanyakan hamba itu tentang keaibannya. Maka saya merenung wajah hamba itu, lalu bertanya kepadanya pula:
'Apa cela yang ada padamu itu?'
'Cela hamba sangat banyak,' jawab hamba itu.
'Akan tetapi saya sendiri tidak mengerti cela yang mana satu yang dimaksudkan oleh tuan pemilikku, sehingga dia memberiku gelaran sebagai hamba yang paling banyak celanya.
Saya berpaling semula kepada pemilik hamba itu dan bertanya sekali lagi: 'Cela yang mana satu yang tuan maksudkan?'
'Mmm, hamba ini mengidap penyakit gila,' jawab saudagar itu. 'Penyakit gila?' Saya merenung wajah saudagar itu. Dalam hatiku mengatakan tidak mungkin. Orang gila tak akan begini jawabnya. 'Betulkah engkau mengidap penyakit gila?' tanyaku ingin tahu. 'Begitulah seperti kata tuan pemilikku,' dia menjawab penuh ragu dan tidak jelas.
'Kalau betul pun, pada saat apakah penyakit itu datang?' tanyaku lagi. 'Adakah setiap hari, atau setiap minggu, atau sebulan sekali? Tolonglah terangkan!'
'Tuan, bila penyakit itu menggusir di hati hamba, maka berjalanlah la ke seluruh anggota badanku, kemudian ke dalam jiwaku. Maka ketika itu akan berubahlah akalku, kemudian tanpa kurasakan lagi lisanku menyebut-nyebut nama yang paling kucinta'. Akhirnya penyakit itu membuat hatiku benar-benar terpancang kepadaNya.
Sementara itu badanku tidak bergerak sedikit pun. Maka dengan sebab itulah, orang bodoh yang melihatku dalam keadaan demikian akan menuduhku 'orang gila', sedang aku sendiri tidak memahami rnengapa orang boleh mengatakan begitu, kerana mungkin dia tidak pernah mengalami apa yang pernah aku alami itu.'
Mendengar apa yang dikatakan oleh hamba itu, teringat di dalam hatiku, bahawa dia termasuk di antara kekasih Allah. Orang 'bodoh' seperti yang diungkapkan hamba itu memang mementingkan kulit saja, tidak kenal isi.
Saya Ialu mendekati pemiliknya dan bertanya: 'Berapakah harganya?' 'Dua ratus dirham,' jawabnya mahu tak mahu. 'Nah' ini dua ratus dirharn harganya,' sambil menghulurkan wang itu, 'dan ini dua puluh dirham lagi, aku tambah untukmu,' kataku lagi.
Saya pun mengajak hamba itu pulang ke rumah. Tiba di rumah, saya menyuruhnya masuk, tetapi rnulanya ia enggan, seraya bertanya: 'Tuan tidak rnempunyai keluarga?!' dia bertanya kepadaku. 'Ada,' 'jawabku pendek. 'Maaf,' katanya, 'tidak boleh seseorang itu bertemu dengan selain keluarganya sendiri.' 'Tidak mengapa, aku benarkan kau masuk ke dalam, kataku lagi. 'Semoga Allah memelihara hamba dari segala dosa,' ujarnya. 'Tidak mengapalah, biar hamba duduk di luar saja. Sekiranya tuan memerlukan sesuatu, hamba bersedia untuk rnengerjakannya tanpa memasuki rumah.'
Bagaimana hamba ini? Aku ingat di dalam hati. Kelihatannya dia terlalu warak dan menjaga selok-belok agamanya dengan baik. 'Baiklah, kalau begitu! jawabku kepadanya. Saya terus memasuki rumah untuk mengambil makanan dan minuman untuk memberikannya kepada hamba itu, tetapi ia menolaknya dengan alasan ia sedang berpuasa.
Pada waktu malam, hamba itu berada sendirian di kamarnya di luar rumah. Saya lihat senyap sahaja tiada berbunyi. Maka pada tengah malam saya keluar untuk mengintipnya, dan saya dapati ia sedang bersholat dengan khusyuknya. Dia tidak sedar saya sedang mengintipnya. Selesai dari sholat ia terus sujud menangis serta berdoa.
'Ya Allah! Ya Tuhan hamba! Semua raja telah menutupi pintu rumahnya, namun pintu Tuan sajalah yang tetap terbuka luas bagi siapa yang ingin memintamu! 'Ya Tuhan! Bintang-bintang di langit semuanya berkelip-kelipan, mata-mata insan pula sedang tertutup kerana nyenyak dalam tidur, namun Dikaulah Zat yang sentiasa sedar selamanya, tidak pernah mengantuk atau tidur. 'Ya Allah! Kalau ada seorang sedang berkumpul dengan kekasihnya, maka Dikaulah kekasih bagi orang yang benar-benar mengenal cinta. 'Ya Allah! Kalau Tuan mengusir hamba, ke manakah hamba akan pergi. 'Ya Allah! jika Tuan menjauhkan hamba dari pintuMu, siapakah hamba akan mengetuk lagi? 'Ya Allah! jika Tuan akan menyiksa hamba, memang sepantasnyalah, sebab hamba tergolong orang-orang yang berdosa. Namun, Jika Tuan memberi maaf, memanglah Tuan adalah Maha Pemaaf dan Belas-kasih kepada semua hambaMu, kerana Dikaulah Maha Dermawan!'
Sesudah itu, anak itu bangun dari sujudnya seraya menangis, lalu mengangkat kepalanya lagi dan berdoa:
'Ya llahi! KepadaMulah siapa yang dekat denganmu beramal. Dengan kurnia Tuan, selamatkanlah hamba-hambamu yang salih dari kebinasaan. Dengan rahmat Tuan, sedarkanlah hamba-hambamu yang tersesat supaya kembali ke jalan yang lurus. Wahal Zat yang Baik! Berilah hamba kemaafan, berilah hamba maghfirah dan keampunan, sesungguhnya Tuan adalah Zat Pemberi maaf terhadap segala kesalahan hambanya!'
Mendengar doa hamba itu, tidak terbayangkan lagi keharuan di hatiku, lalu saya meninggalkan tempat itu, supaya tidak mengganggu kekusyukan hamba itu.
Pagi-pagi saya datang untuk menemuinya dan bertanya sapa kepadanya. Saya memberi salam kepadanya seraya bertanya: Anakku! Bagaimana tidurmu semalam, tenangkah?' saya pura-pura tanya tidak tahu. 'Bolehkah tidur mata yang benar-benar takutkan api neraka?' tanya dia kembali kepadaku. 'Lagi,' kataku hendak mendengar seterusnya.
'Bolehkah tidur mata yang selalu mengingat perhitungan amal di Mahsyar nanti, serta membayangkan saat dan ketika dihadapkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa?' hamba itu kemudian menangis terisak-isak.
'Anakku! Aku merdekakan dirimu semata-mata kerana Allah,' kataku kepadanya. Dia tidak menjawab, tetapi justeru dia semakin menangis. Tidak lama kemudian ia berkata pula: 'Tuan!' katanya kepadaku. 'Hamba dulu mendapat dua pahala, iaitu pahala beribadah dan pahala melayani tuan. Kini satu daripadanya sudah dibebaskan, tinggal satu lagi, iaitu beribadat kepada Tuhan.'
'Ya, saya faham maksudmu itu, sebab itu saya merdekakanmu,' kataku kepadanya lagi. 'Terima kasih, dan semoga Allah menyelamatkan tuan dari api neraka!' doanya untukku pula. Saya pun memberinya wang untuk keperluannya, dan membenarkan dia pergi, kerana dia sudah menjadi orang merdeka sekarang, Dia lalu mengucapkan setinggi terima kasih lagi kepadaku, tetapi wang yang kuberikannya itu ditolaknya sambil berkata:
'Tuhan yang memberiku rezeki sewaktu hamba di perut ibu, Dialah nanti yang akan menanggung rezeki hamba saat hamba berada di atas buminya ini!' Hamba itu kemudian pergi meninggalkanku, dan sesudah itu saya tidak pernah lagi bertemu dengannya. 'Ya Allah! Berilah hambamu ini taufiq dan hidayah, sebagaimana Dikau telah menganugerahkannya kepada para kekasih dan orang pilihanmu, Amin.
ADAB - ADAB SEORANG ISTERI WASIAT SEORANG IBU
Seorang wanita memberikan nasihat kepada anak perempuannya yang akan berkahwin:
Jagalah sepuluh perkara ini untuk kepentingannya:
1 & 2. Dampingilah dia dengan penuh kerelaan dan bergaullah dengan baik.
3 & 4. Jagalah tempat yang menjadi sasaran mata dan hidungnya. Bersihkan diri agar sedap matanya memandang.
5 & 6. Jagalah waktu makan dan tidurnya, kerana rasa lapar dan tidur yang terganggu akan menyebabkannya marah.
7 & 8. Jagalah hartanya dan jalinkan hubungan yang baik dengan keluarganya.
9 & 10. Janganlah menderhakai perintahnya dan jangan membocorkan rahsianya. Janganlah bergembira di hadapannya, jika dia sedang berduka dan janganlah berduka jika dia sedang bergembira.
Wasiat Seorang Ibu Untuk Anaknya
Setelah Al Haris bin Amr, Raja negeri Kandah berkahwin dengan anak perempuan Auf bin Muhlim, di waktu utusan di raja hendak membawa pengantin perempuan untuk disampaikan kepada Raja tadi, maka ibunya berwasiat kepada anak perempuannya ini. Dia berkata:-
"Wahai anakku!
Kalaulah wasiat ini untuk kesempurnaan adabmu
aku percaya kau telah mewarisi segala-galanya,
Tetapi !
Ia sebagai peringatan untuk yang lalai
Dan pedoman kepada yang berakal.
Andai ibu-bapamu dapat memberikan segala-galanya
nescaya,
tidak perlu bagimu seorang suami
dan kau terlalu berharga bagi kami,
Tetapi !
Wanita dicipta untuk lelaki
Lelaki dicipta untuk wanita.
Berceraila kau dari ayunan buaianmu
meninggalkan teratak tempat besarmu
melangkah menuju ke alam baru
yang belum kenal
yang belum biasa
Kau milik suamimu
anggap dirimu sebagai hamba
tentunya suamimu
jadi teman yang paling setia
Bawalah wasiat dariku
sepuluh sifat
sebagai bekalan perjalanan
menuju alam bahagia
Relakan hatimu
sekadar yang ada
semoga suci hatimu
dengan taat setia
dan hulur tanganmu
tanda mahu berganding bahu
jauhkan dirimu
dari segala yang jelek
yang dihidu atau dipandang mata
juga awasi gerak lakumu
agar tidak sumbang mengguris rasa
Sembunyikan suram wajahmu
gantikan ia dengan sinar
secerah sang suria pagi
Dan badan yang semerbak harum
bermandikan bauan mata berpasak,
kening bercelak itu menambah seri dan…………….
air cukup memadai bagi yang tiada.
Jaga masa makannya
juga waktu tidurnya kerana,
perut kosong hilang bicara
mata mengantuk hilang kesabaran di dada
Kunci mulutmu
tabahkan hatimu
badanmu terselamat
jiwa temanmu tidak terseksa
Simpan dulu kerianganmu
di kala dia berduka
pendamkan kesedihanmu
di kala dia bergembira
akibat aksi tidak senada
hilang simpatimu disebab pertama
keruh suasana disebab kedua
Hulur tanganmu……
andai kau menghulur sebelah tangan
nescaya dia menghulur kedua belah tangan
tidak cukup tangan,
nyiru pula ditadahkan
Ketahuilah !
Kasihmu tiada sampai ke mana
Jika hatimu berdua tidak sejiwa
kasih kau, kasihlah dia
benci kau, bencilah dia
Allah saja yang menentukan nasibmu."
"Kau bawalah wasiatku ini, dan sampaikan salamku kepada suamimu."
Beginilah ibu tadi menambah pesanan kepada anaknya. Seterusnya wanita ini telah tercapai kedudukan yang mulia di sisi suaminya. Dia telah memperolehi tujuh orang anak lelaki, yang semuanya mereka telah menjadi pemerintah negeri Yaman selepas ayah mereka. Beginilah seterusnya statusnya wanita-wanita yang memiliki kelebihan.
RINGKASAN PENGASAS 4 MAZHAB
Abu Hanifah An Nukman b. Tsabit b. Zufi'at At Tamimi adalah pengasas Mazhab Hanafi. Beliau dilahirkan di Kufah, pada masa pemerintahan Al Khalid b Abd Malik. Sejak dari kanak-kanak lagi beliau telah mengkaji dan menghafal Al-Quran. Untuk mendalami lagi ilmu pengetahuannya tentang Al-Quran, beliau telah berguru dengan Imam Abu A'sim iaitu seorang ulamak yang terkenal pada waktu itu. Beliau juga mempelajari ilmu Fiqh dari sahabat-sahabat Nabi s.a.w, seperti dari Anas b. Malik, Abdullah b. Aufa, Abu Tufail b. Amir dan ramai lagi. Dari sahabat-sahabat ini juga beliau mempelajari ilmu hadis. Beliau sangat tekun dalam mempelajari ilmu Fiqh dari seorang ulama yang terkenal pada waktu itu iaitu Humad b. Abu Sulaiman tidak kurang dari 18 tahun. 10 tahun selepas kematian gurunya (130 H) beliau berangkat ke Mekah pula. Di sana beliau berguru dengan salah saorang murid Abdullah b. Abbas r.a. Imam Abu Hanifah terkenal sebagai seorang yang sangat dalam ilmunya, ahli zuhud, tawaduk dan sangat teguh memegang ajaran agama. Beliau tidak tertarik kepada jawatan rasmi kerajaan dengan sebab beliau pernah menolak jawatan hakim yang ditawarkan oleh Khalifah Al Mansur. Diriwayatkan kerana penolakannya, beliau dipenjarakan hingga ke akhir hayatnya. Beliau wafat pada usia 70 tahun dan dimakamkan diperkuburan Khizra. Pada tahun 450 H / 1066 M didirikan sebuah sekolah agama yang dinamakan Jami' Abu Hanifah. Diantara kitab karangan beliau seperti Al Musu'un, Al Makha'rij dan Fiqh Akhbar.
Pengasas Mazhab Maliki - Imam Malik B. Annas (93-179 H / 172-258 M)
Imam Malik b Annas adalah pengasas Mazhab Maliki. Beliau dilahirkan di Madinah dan berasal dari Kabilah Yamaniah. Sejak kecil lagi beliau telah menghafal Al-Quran dan ibunya sentiasa memberi dorongan agar beliau bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Beliau mula belajar dari seorang ulama yang terkenal waktu itu yang bernama Ribiah dan mendalami ilmu Hadis dari Ibnu Syihab disamping mempelajari ilmu Fiqh daripada para sahabat. Kerana ketekunan dan kecerdasan fikirannya, beliau terkemuka dalam bidang ilmu Hadis dan Fiqh. Beliau juga sangat berhati-hati dalam memberi fatwa. Beliau akan bermusyawarah terlebih dahulu dengan sekalian para para ulama sebelum mengeluarkan sesuatukan fatwa. Imam Malik memiliki daya ingatan yang sangat kuat. Pernah beliau mendengar 31 Hadis dari Ibnu Syihab tanpa menulisnya dan bila diminta mengulanginya semula tidak satu baris pun yang dilupainya. Beliau berkata : Ilmu itu adalah cahaya, ia mudah dicapai dengan hati yang takwa dan khusyuk. Beliau juga menasihati agar menjauhkan keraguan katanya. Sebaik-baik perkerjaan ialah yang jelas, jika salah satu dirinya meragukanmu maka kerjakanlah apa yg lebih yakin menurut perkiraanmu. Antara kitab karangan beliau yang termahsyur ialah Al Muwatha iaitu sebuah kitab Hadis dan Fiqh. Imam Malik wafat pada usaha 86 tahun.
Pengasas Mazhab Syafie - Imam Muhammad B. Idris Asy Syafie Al Quraisyi (150-240 H / 717-820 M)
Nama penuh beliau ialah Muhammad b. Idris Asy Syafie Al-Quraisyi pengasas Mazhab Syafie. Beliau dilahirkan di Ghazzah pada tahun 150 H bertepatan tahun wafatnya Imam Abu Hanifah. Meskipun beliau dilahirkan dalam keadaan yatim dan di besarkan dalam keluarga yang miskin, itu tidak menjadikan beliau merasa rendah diri apa lagi malas. Beliau begitu bersungguh-sungguh dalam mempelajari ilmu Hadis dari ulamak hadis yang terdapat di Mekah ketika itu. Pada usaha yang masih kecil lagi beliau telah menghafal Al-Quran. Pada usianya 20 tahun, beliau telah berguru dengan Imam Malik dalam ilmu Fiqh dan Hadis di Madinah. Seterusnya beliau pergi ke Iraq dan berguru dengan sahabat-sahabat Imam Abu Hanifah. Setelah wafat Imam Malik (179 H) beliau berangkat ke Yaman untuk mengajar ilmu di sana. Selepas itu Khalifah Harun Al Rashid pula mengundang beliau untuk datang ke Baghdad. Pada tahun 198H beliau pergi ke Negeri Mesir dan mengajar di Masjid Amru b. As. Kitab karangan beliau yang mahsyur ialah seperti Al-Um, Amali Kubra, Kitab Risalah dan Usul Figh. Adapun dalam menyusun Usul Fiqh Imam Syafie dikenali sebagai orang yang pertama mempelupuri penulisan dalam bidang tersebut. Akhirnya beliau wafat disana.
Pengasas Mazhab Hambali - Imam Ahmad B. Hambal (164-241 H / 780-855 M)
Nama penuh beliau ialah Abu Abdullah Ahmad b. Muhammad b. Hambal b. Bilal Al Syaibani. Beliau dilahirkan di Baghdad dan dibesarkan dalam yatim oleh ibunya. Ayahnya meninggal semasa beliau masih bayi. Semenjak kecil beliau telah menunjukan sifat dan peribadi yang mulia. Sehingga menarik minat ramai terhadapnya, serta amat tekun dalam menuntut ilmu pengetahuan. Beliau memulai dengan belajar menghafal Al-Quran, Bahasa Arab, Hadis, Sejarah Nabi serta para sahabat dan para tabi'in. Untuk memperdalamkan ilmunya, beliau pergi ke Basrah dan berguru dengan Imam As Syafie. Beliau juga pergi menuntut ilmu ke Mesir dan Yaman. Diantara guru beliau ialah Yusuf Al Hassan, Ibnu Human dan Ibnu Abbas. Beliau banyak mempelajari dan meriwayatkan hadis tetapi tidak mengambilnya, kecuali yang sudah jelas sahihnya. Kitab karangan beliau yang terkenal ialah `Musuad Ahmad Hambali '. Beliau mula mengajar ketika berusia 40 tahun. Pada masa pemerintahan Al Muktasim ( Khalifah Abbasiah ) beliau telah dipenjarakan kerana bersependapat dengan fahamam yang mengatakan bahawa Al-Quran itu adalah mahkluk. Beliau dibebaskan pada masa pemerintahan Khalifah Al Mutawakkil. Imam Ahmad wafat di Baghdad dalam usia 77 tahun.
KISSAH NABI YAHYA A.S
Kekhuatiran itu selalu mengganggu fikiran Zakaria disamping rasa sedih hatinya bahawa ia sejak kahwin hingga mencapai usia sembilan puluh tahun, Tuhan belum mengurniakannya dengan seorang anak yang ia idam-idamkan untuk menjadi penggantinya memimpin dan mengimami Bani Isra'il. Ia agak terhibur dari rasa sedih dan kekhuatirannya semasa ia bertugas memelihara dan mengawasi Maryam yang dapat dianggap sebagai anak kandungnya sendiri. Akan tetapi rasa sedihnya dan keinginanya yang kuat untuk memperolhi keturunan tergugah kembali ketika ia menyaksikan mukjizat hidangan makanan dimihrabnya Maryam. Ia berfikir didalam hatinya bahawa tiada sesuatu yang mustahil di dalam kekuasaan Allah. Allah yang telah memberi rezeki kepada Maryam dalam keadaan seorang diri tidak berdaya dan berusaha, Dia pula berkuasa memberinya keturunan bila Dia kehendaki walaupun usianya sudah lanjut dan rambutnya sudah penuh uban.
Pada suatu malam yang sudah larut duduklah Zakaria di mihramnya menghiningkan cipta memusatkan fikiran kepada kebesaran Allah seraya bermunajat dan berdoa dengan khusyuk dan keyakinan yang bulat. Dengan suara yang lemah lembut berucaplah ia dalam doanya: "Ya Tuhanku berikanlah aku seorang putera yang akan mewarisiku dan mewarisi sebahagian dari keluarga Ya'qub, yang akan meneruskan pimpinan dan tuntunanku kepada Bani Isra'il. Aku khuatir bahawa sepeninggalanku nanti anggota-anggota keluargaku akan rusak kembali aqidah dan imannya bila aku tinggalkan mati tanpa seorang pemimpin yang akan menggantikan aku. Ya Tuhanku, tulangku telah menjadi lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban sedang isteriku adalah seorang perempuan yang mandul namun kekuasaan-Mu adalah diatas segala kekuasaan dan aku tidak jemu-jemunya berdoa kepadamu memohon rahmat-Mu mengurniai kau seorang putera yang soleh yang engkau redhai."
Allah berfirman memperkenankan permohonan Zakaria: "Hai Zakaria Kami memberi khabar gembira kepadamu, kamu akan memperoleh seorang putera bernama Yahya yang soleh yang membenarkan kitab-kitab Allah menjadi pemimpin yang diikuti bertahan diri dari hawa nafsu dan godaan syaitan serta akan menjadi seorang nabi."
Berkata Zakaria: "Ya Tuhanku bagaimana aku akan memperolehi anak sedangkan isteri adalah seorang perempuan yang mandul dan aku sendiri sudah lanjut usianya."
Allah menjawab dengan firman-Nya: "Demikian itu adalah suatu hal yang mudah bagi-Ku. Tidakkah aku telah ciptakan engkau padahal engkau di waktu itu belum ada sama sekali?"
Berkata Zakaria: "Ya Tuhanku, berilah aku akan suatu tanda bahawa isteri aku telah mengandung." Allah berfirman: "Tandanya bagimu bahawa engkau tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga hari berturut-turut kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah nama-Ku sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah diwaktu petang dan pagi hari."
Nabi Yahya bin Zakaria a.s. tidak banyak dikisahkan oleh Al-Quran kecuali bahawa ia diberi ilmu dan hikmah selagi ia masih kanak-kanak dan bahawa ia seorang putera yang berbakti kepada kedua ora ng tuanya dan bukanlah orang yang sombong durhaka. Ia terkenal cerdik pandai, berfikiran tajam sejak ia berusia muda, sangat tekun beribadah yang dilakukan siang dan malam sehingga berpengaruh kepada kesihatan badannya dan menjadikannya kurus kering, wajahnya pucat dan matanya cekung.
Ia dikenal oleh kaumnya sebagai orang alim menguasai soal-soal keagamaan, hafal kitab Taurat, sehingga ia menjadi tempat bertanya tentang hukum-hukum agama. Ia memiliki keberanian dalam mengambil sesuatu keputusan, tidak takut dicerca orang dan tidak pula menghiraukan ancaman pihak penguasa dalam usahanya menegakkan kebenaran dan melawan kebathilan.
Ia selalu menganjurkan orang-orang yang telah berdosa agar bertaubat dari dosanya. Dan sebagai tanda taubatnya mereka dipermandikan { dibaptiskan } di sungai Jordan, kebiasaan mana hingga kini berlaku di kalangan orang-orang Kristian dan kerana Nabi Yahya adalah orang pertama yang mengadakan upacara itu, maka ia dijuluki "Yahya Pembaptis".
Dikisahkan bahawa Hirodus Penguasa Palestin pada waktu itu mencintai anak saudaranya sendiri bernama Hirodia, seorang gadis yang cantik, ayu, bertubuh lampai dan ramping dan berhasrat ingin mengahwininya. Sang gadis berserta ibunya dan seluruh anggota keluarga menyentujui rencan perkahwinan itu, namun Nabi Yahya menentangnya dan mengeluarkan fakwa bahawa perkahwinan itu tidak boleh dilaksanakan kerana bertentangan dengan syariat Musa yang mengharamkan seorang mengahwini anak saudaranya sendiri.
Berita rencana perkahwinan Hirodus dan Hirodia serta fatwa Nabi Yahya yang melarangnya tersiar di seluruh pelosok kota dan menjadi pembicaraan orang di segala tempat di mana orang berkumpul. Herodia si gadis cantik calon isteri itu merasa sedih bercampur marah terhadap Nabi Yahya yang telah mengeluarkan fatwa mengharamkan perkahwinannya dengan bapa saudaranya sendiri, fatwa mana telah membawa reaksi dan pendapat dikalangan masyarakat yang luas. Ia khuatir bahawa bapa saudaranya Herodus calon suami dapat terpengaruh oleh fatwa Nabi Yahya itu dan terpaksa membatalkan perkahwinan yang sudah dinanti-nanti dan diidam-idamkan, bahkan bahkan sudah menyiapkan segala sesuatu berupa pakaian mahupun peralatan yang perlu untuk pesta perkahwinan yang telah disepakati itu.
Menghadapi fatwa Nabi Yahya dan reaksi masyarakat itu, Herodia tidak tinggal diam. Ia berusaha dengan bersenjatakan kecantikkan dan parasnya yang ayu itu mempengaruhi bapa saudaranya calon suaminya agar rencana perkahwinan dilaksanakan menurut rencana. Dengan merias diri dan berpakaian yang merangsang, ia pergi mengunjungi bapa saudaranya Herodus yang sedang dilanda mabuk asmara. Bertanya Herodus kepada anak saudaranya calon isterinya yang nampak lebih cantik daripada biasa : "Hai manisku, apakah yang dapat aku berbuat untukmu. Katakanlah aku akan patuhi segala permintaanmu, kedatanganmu kemari pada saat ini tentu didorong oleh sesuatu hajat yang mendesak yang ingin engkau sampaikan kepadaku. Sampaikanlah kepadaku tanpa ragu-ragu, hai sayangku, aku sedia melayani segala keperluan dan keinginanmu."
Herodia menjawab: "Bila Tuan Raja berkenan, maka aku hanya mempunyai satu permintaan yang mendorongku datang mengunjungi Tuanku pada saat ini. Permintaanku yang tunggal itu ialah kepala Yahya bin Zakaria orang yang telah mengacau rencana kita dan mencemarkan nama baik Tuan Raja dan namaku sekeluarga di segala tempat dan penjuru. Supaya dia dipenggal kepalanya. Alangkah puasnya hatiku dan besarnya terima kasihku, bila Tuanku berkenan meluluskan permintaanku ini".
Herodus yang sudah tergila-gila dan tertawan hatinya oleh kecantikan dan keelokan Herodia tidak berkulik menghadapi permintaan calon isterinya itu dan tidak dapat berbuat selain tunduk kepada kehendaknya dengan mengabaikan suara hati nuraninya dan panggilan akal sihatnya. Demikianlah maka tiada berapa lama dibawalah kepala Yahya bin Zakaria berlumuran darah dan diletakkannya di depan kesayangannya Herodia yang tersenyum tanda gembira dan puas hati bahawa hasratnya membalas dendam terhadap Yahya telah terpenuhi dan rintangan utama yang akan menghalangi rencana perkahwinannta telah tersingkirkan, walaupun perbuatannya itu menurunkan laknat Tuhan atas dirinya, diri rajanya dan Bani Isra'il seluruhnya.
Cerita tentang Zakaria dan Yahya terurai di atas dikisahkan oleh Al-Quran, surah Maryam ayat 2 sehingga ayat 15, surah Ali Imran ayat 38 senhingga ayat 41 dan surah Al-Anbiya' ayat 89 sehingga ayat 90.
Jumaat, 9 Disember 2011
KISAH BENAR UNTUK DIJADIKAN IKHTIBAR
Seorang doktor di Amerika Syarikat telah memeluk Islam kerana beberapa keajaiban yangditemuinya dalam penyelidikannya. Dia amat kagum dengan penemuan tersebut, sehingga tidak dapat diterima oleh akal fikiran. Dia adalah seorang doktor neurologi. Setelah memeluk Islam, dia amat yakin akan perubatan secara Islam dan dengan itu telah membuka sebuah klinik yang bertemakan "Perubatan Melalui Al-Qur'an". Kajian perubatan melalui Al-Qur'an membuatkan ubat-ubatannya berteraskan apa yang terdapat di dalam Al-Qur'an.
Di antara kaedah-kaedah yang digunakan termasuklah berpuasa, madu lebah, biji hitam (black seed) dan sebagainya. Apabila ditanya bagaimana dia tertarik untuk memeluk Islam, maka doktor tersebut memberitahu bahawa semasa beliau melakukan kajian urat saraf, terdapat beberapa urat saraf di dalam otak manusia yang tidak dimasuki oleh darah. Padahal setiap inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara normal.
Setelah membuat kajian yang memakan masa, akhirnya beliau mendapati bahawa darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak manusia melainkan pada ketika seseorang itu sedang sujud semasa mengerjakan sembahyang. Urat tersebut memerlukan darah hanya untuk beberapa sukatan yang tertentu sahaja. Ini bermaksud bahawa darah hanya akan memasuki urat tersebut mengikut kadar sembahyang waktu yang diwajibkan oleh Islam.
Begitulah keagungan ciptaan Allah. Jadi barang siapa yang tidak menunaikan sembahyang, akan otaknya tidak akan dapat menerima darah yang secukupnya untuk berfungsi secara normal. Oleh yang demikian, kejadian manusia ini sebenarnya adalah untuk menganuti agama Islam 'sepenuhnya' kerana sifat fitrah kejadiannya memang telah dikaitkan oleh Allah dengan agama-Nya yang indah ini.
Kesimpulannya:
Makhluk Allah yang bergelar manusia yang tidak bersembahyang, walau pun akal mereka berfungsi dengan secara normal tetapi sebenarnya dalam sesuatu keadaan mereka akan kehilangan pertimbangan dalam membuat keputusan yang normal. Justeru itu, tidak hairanlah jika manusia ini kadang kala tidak segan silu untuk melakukan perkara-perkara yang bertentangan dengan fitrah kejadiannya, walau pun akal mereka mengetahui bahawa perkara yang akan dilakukan itu adalah bersalahan dengan kehendak mereka. Inilah adalah kesan daripada ketidakupayaan otak mereka untuk mempertimbangkan akan perbuatan mereka itu secara lebih normal. Maka dengan itu tidak hairanlah timbulnya bermacam-macam gejala-gejala sosial masyarakat masakini. Dari itu, marilah bersama-sama mengambil ikhtibar daripada kisah di atas. Ambillah Islam secara menyeluruh dan bukannya secara berdikit-dikit.
Dipetik daripada Arab News, 7 Januari /Februari 1987.
Khamis, 8 Disember 2011
5 TANDA HATI KERAS
1. Malas melakukan ketaatan dan amal kebajikan
Terutama malas untuk melaksanakan ibadah, malah mungkin memandang ringan. Misalnya tidak serius dalam menunaikan solat, atau berasa berat dan enggan melaksanakan ibadah-ibadah sunnah. Allah telah menyifatkan kaum munafikin dalam firman-Nya yang bermaksud, "Dan mereka tidak mengerjakan sembahyang, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan." (Surah At-Taubah, ayat 54)
2. Tidak berasa gerun dengan ayat al-Quran
Ketika disampaikan ayat-ayat yang berkenaan dengan janji dan ancaman Allah, hatinya tidak terpengaruh sama sekali, tidak mahu khusyuk atau tunduk, dan juga lalai daripada membaca al-Quran serta mendengarkannya. Bahkan enggan dan berpaling daripadanya. Sedangkan Allah S.W.T memberi ingatan yang ertinya, "Maka beri peringatanlah dengan al-Quran orang yang takut dengan ancaman Ku." (Surah Al-Qaf, ayat 45)
3. Berlebihan mencintai dunia dan melupakan akhirat
Himmah dan segala keinginannya tertumpu untuk urusan dunia semata-mata. Segala sesuatu ditimbang dari segi keperluan dunia. Cinta, benci dan hubungan sesama manusia hanya untuk urusan dunia sahaja. Penghujungnya jadilah dia seorang yang dengki, ego dan individulistik, bakhil serta tamak terhadap dunia.
4. Kurang mengagungkan Allah
Sehingga hilang rasa cemburu dalam hati, kekuatan iman menjadi lemah, tidak marah ketika larangan Allah dilecehkan orang. Tidak mengamal yang makruf serta tidak peduli terhadap segala kemaksiatan dan dosa.
5. Tidak belajar dengan Ayat Kauniah
Tidak terpengaruh dengan peristiwa-peristiwa yang dapat memberi pengajaran, seperti kematian, sakit, bencana dan seumpamanya. Dia memandang kematian atau orang yang sedang diusung ke kubur sebagai perkara biasa, padahal cukuplah kematian itu sebagai nasihat. "Dan tidaklah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahawa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, kemudian mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak (pula) mengambil pel ajaran?" (Surah At-Taubah)
TEMUDUGA TERTUTUP ?
Semua akan dikehendaki hadir tanpa sebarang
pengecualian.
KEKOSONGAN JAWATAN:
a. Ahli Syurga Dari Awal.
b. Ahli Neraka Dari Awal.
c. Ahli Neraka Sementara Kemudian Akan Dilantik Jadi Ahli Syurga.
EMPAT GANJARAN LUMAYAN (khas untuk jawatan ):
1. Nikmat kubur.
2. Perlindungan di Padang Mahsyar.
3. Keselamatan Meniti Titian Sirat.
4. Syurga yang kekal abadi.
TARIKH TEMUDUGA:
Bila-bila masa secara adhoc bermula dari saat membaca
iklan ini.
LOKASI TEMUDUGA:
Di dalam kubur (alam barzakh).
KELAYAKAN:
Anda tidak perlu bawa siji-sijil.
Anda tidak perlu bawa pingat.
Anda tidak perlu bawa wang atau harta (yg banyak).
Anda tidak perlu berparas rupa yg cantik, hensem atau
berbadan tegap atau seksi.
Sila bawa dokumen asal Iman dan Amal.
PANEL/PENEMUDUGA:
Mungkar dan Nakir.
ENAM SOALAN BOCOR:
1.Siapa Tuhan anda?
2.Apa Agama anda?
3.Siapa Nabi anda?
4.Apa Kitab anda?
5.Di mana Kiblat anda?
6.Siapa Saudara anda?
CARA MEMOHON:
Anda cuma perlu menunggu penjemput yang berkaliber
untuk menjemput anda. Ia akan menjemput anda pada
bila-bila masa saja (mungkin sekejap lagi). Ia akan
berlembut kepada orang-orang tertentu dan akan bengis
kepada orang-orang tertentu. Ia diberi nama Izrail.
TIPS UNTUK BERJAYA DALAM TEMUDUGA TERTUTUP INI:
Hadis hasan yang diriwayatkan oleh Ahmad Hanbal, yang
bermaksud begini:
Sabda Rasullah SAW:
Sesungguhnya apabila jenazah seseorang itu diletakkan
di dalam kuburnya, sesungguhnya jenazah itu mendengar
suara terompah (kasut) orang-orang yang menghantarnya
ke kubur pada saat mereka meninggalkan tempat itu.
Jika mayat itu seorang muslim, maka solat yang
dilakukannya ketika beliau masih hidup di dunia akan
diletakkan di kepalanya, puasanya diletakkan di
sebelah kanannya, zakatnya diletakkan di sebelah
kirinya dan amalan kebajikan daripada! sedekah,
silaturrahim, perkara kebajikan dan ihsan diletakkan
di hujung dua kakinya.
Ia akan didatangi malaikat dari aras kepala, maka
solat itu berkata kepada malaikat: dari arasku tidak
ada jalan masuk.
Kemudian malaikat berpindah ke sebelah kanan, maka
puasa berkata kepadanya: dari arasku tidak ada jalan
masuk.
Kemudian malaikat berpindah ke sebelah kiri, maka
zakat berkata kepadanya: dari arasku tidak ada jalan
masuk.
Kemudian di datangi dari arah kedua hujung kakinya dan
berkatalah amal-kebajikan: dibahagianku tidak ada
jalan masuk.
Maka malaikat berkata kepadanya:
Duduklah kamu. Kepadanya (mayat) diperlihatkan
matahari yang sudah mula terbenam, lalu malaikat
bertanya kepada mayat itu: Apakah pandangan kamu
tentang seorang laki-laki(muhammad) yang kamu dahulu
sentiasa bercakap tentangnya; dan bagaimana penyaksian
kamu kepadanya?
Maka berkata mayat itu:
Tinggalkan aku sebentar, aku hendak sembahyang.
Maka berkata malaikat:
Sesungguhnya engkau akan mengerjakan solat (boleh saja
solat) tetapi jawab dahulu apa yang kami tanya ini.
Apakah pandangan kamu tentang seorang laki-laki
(Muhammad) yang kamu dahulu sentiasa bercakap
tentangnya; dan bagaimana penyaksian kamu kepadanya?
Maka berkata mayat itu:
Laki-laki itu ialah Nabi Muhammad saw dan aku naik
saksi bahawa nabi Muhammad saw itu ialah pesuruh Allah
yang membawa kebenaran daripada Allah Subhanahu
Wata'ala.
Maka malaikat berkata kepada mayat itu:
Demikianlah kamu dihidupkan dan begitu juga kamu
dimatikan dan dengan demikian juga kamu dibangkitkan
semula di akhirat Insya'Allah. Kemudian dibuka baginya
satu pintu syurga, maka dikata padanya itulah tempat
kamu dan itulah janji Allah bagi kamu dan kamu akan
berada di dalamnya.
Maka bertambahlah gembira mayat itu. Kemudian
dilapangkan kuburnya seluas 70 hasta dan disinari
cahaya baginya" Nampaknya pertahanan kita perlu kuat
dari semua aras (kepala, kanan, kiri dan hujung
kaki).!
Wallahu-a'lam